KALTIMVOICE.ID, SAMARINDA – Serapan tenaga kerja di Kalimantan Timur memang menunjukkan tren positif. Sekitar 30 ribu orang berhasil mendapatkan pekerjaan dalam kurun satu tahun terakhir. Namun, pencapaian ini belum sepenuhnya mencerminkan kondisi ideal.

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kaltim menilai bahwa persoalan utama justru ada pada sikap masyarakat lokal sendiri. Banyak perusahaan telah membuka peluang, bahkan memberikan prioritas bagi tenaga kerja daerah. Namun, tidak semua pencari kerja bersedia menyesuaikan diri.

“Ya, sebenarnya seluruh perusahaan itu tentu ingin warga lokal, itu saja persoalannya. Hanya memang warga lokal ini bersedia untuk mengikuti syarat-syaratnya tidak,” tegas Kepala Disnakertrans Kaltim, Rozani Erawadi, Senin (29/9/2025).

Selain faktor selektivitas, hambatan lain yang cukup signifikan adalah kondisi geografis. Sejumlah kawasan industri di Kaltim terletak jauh dari pusat kota, bahkan di wilayah yang sulit dijangkau. Situasi ini membuat sebagian besar tenaga kerja lokal enggan ditempatkan di lokasi tersebut sehingga perusahaan terpaksa merekrut pekerja dari luar daerah.

Rozani menilai fenomena “memilih pekerjaan” di kalangan tenaga kerja lokal ini perlu diperhatikan serius agar kesempatan kerja yang ada tidak disia-siakan. “Nah warga kita ini kecenderungannya kan memilih-milih pekerjaan, itu persoalannya,” ujarnya.

Meski demikian, data tetap menunjukkan adanya perbaikan. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kaltim menurun dari 5,31 persen menjadi 5,14 persen. Penurunan ini setara dengan serapan sekitar 30 ribu tenaga kerja dalam setahun terakhir.

“Berdasarkan penurunan tingkat pengangguran terbuka dari 5,31 menjadi 5,14 itu kurang lebih 30 ribuan lah terserap dalam satu tahun. Agustus ke Agustus kemarin. Kita tunggu lagi nih Agustus (2026) nanti lah,” tutupnya. (ns)