Kaltim Jadi Motor Ekonomi Digital Kalimantan, Transaksi Non-Tunai Capai 55 Persen

img 20251031 wa0027
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Timur, Budi Widihartanto (yud/kaltimvoice.id)

KALTIMVOICE.ID, SAMARINDA – Kalimantan Timur (Kaltim) kini menjelma sebagai episentrum ekonomi digital di Pulau Kalimantan. Provinsi ini mencatatkan capaian tertinggi pada penggunaan transaksi non-tunai, yang turut menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi daerah.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Timur, Budi Widihartanto menyebutkan, Kaltim menyumbang 55 persen dari total transaksi digital di seluruh Kalimantan. Angka tersebut menunjukkan dominasi dan kesiapan masyarakat Kaltim beradaptasi dengan ekosistem ekonomi digital.

“Yang mendukung pertumbuhan ekonomi juga kemarin adalah tingginya transaksi digital kita. Ini membantu percepatan transaksi di sektor ritel,” ungkapnya, Jumat (31/10/25).

Menurutnya, peran Kaltim pada digitalisasi transaksi sangat signifikan. “Bisa dibayangkan, 45 persen sisanya itu baru tersebar di wilayah Kalimantan lainnya. Jadi kita ini termasuk yang paling tinggi untuk transaksi non-tunai,” ujarnya.

Keberhasilan ini tak lepas dari kolaborasi erat antara berbagai pihak. Dirinya mengapresiasi sinergi antara Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta perbankan dan pelaku sistem pembayaran di Kaltim dalam memperkuat ekosistem digital.

“Alhamdulillah, kerja sama antara BI, OJK, dan teman-teman dari perbankan maupun pelaku sistem pembayaran sangat baik dan kompak. Kita bisa lihat bersama, baik dari sisi pengguna maupun merchant, sekarang sudah terbiasa menggunakan QRIS dan Electronic Data Capture (EDC),” jelasnya.

Ia menambahkan, tren pembayaran non-tunai di Bumi Etam terus meningkat pesat dari tahun ke tahun. “Pembayaran non-tunai terus kita kembangkan di Bumi Etam. Alhamdulillah, perkembangannya terus di atas 100 persen, bahkan sempat mencapai 300 persen,” ujarnya.

Pertumbuhan tersebut menunjukkan transformasi digital di Kaltim bukan sekadar tren, tetapi telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat dan roda penggerak ekonomi daerah. (yud)

Share:

Facebook
Telegram
WhatsApp
X

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *