KALTIMVOICE.ID, BONTANG – Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Kalimantan Timur, Bambang Arwanto, menghadiri acara ground breaking proyek pembangunan pabrik soda ash milik PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim). Dalam sambutannya, Ia menegaskan, pembangunan industri di Kalimantan Timur tidak hanya berorientasi pada angka produksi, tetapi juga harus memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat dan lingkungan.
“Hadirin yang berbahagia, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur terus mendorong agar setiap investasi besar yang masuk ke daerah tidak hanya berorientasi pada ekonomi, tetapi juga memiliki dampak sosial dan ekologis dalam konteks pembangunan berkelanjutan. Pupuk Kaltim telah menjadi teladan,” ujar Bambang, Sabtu (1/11/2025).
Ia berharap semangat seperti yang ditunjukkan Pupuk Kaltim dapat menjadi inspirasi bagi BUMN dan sektor swasta lainnya di Bumi Etam, terutama di tengah pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang menjadikan Kalimantan Timur sebagai episentrum pembangunan nasional.
Menurutnya, kehadiran pabrik soda ash ini akan memperkuat posisi strategis Kaltim dalam rantai pasok industri kimia nasional, sekaligus mendukung kebutuhan material bagi pembangunan IKN dan kawasan industri lainnya di wilayah ini.
“Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur akan terus mendukung penuh iklim investasi yang sehat, mempercepat perizinan, memperkuat infrastruktur, serta memastikan keamanan dan kenyamanan berusaha bagi investor,” katanya.
Dirinya juga menegaskan pentingnya pelibatan tenaga kerja lokal serta peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) daerah. “Kami ingin industri tumbuh, tapi manusia dan alam Kaltim juga ikut maju. Karena bagi kami, pembangunan sejati adalah pembangunan yang berkeadilan, berkelanjutan, dan berkeadaban,” tegasnya.
Ia menyebut momentum ground breaking ini sebagai langkah penting bagi transformasi ekonomi Kaltim dari daerah penghasil sumber daya mentah menjadi wilayah industri bernilai tambah yang berdaya saing global.
Soda ash sendiri merupakan bahan baku penting bagi berbagai industri strategis, mulai dari kaca, deterjen, tekstil hingga farmasi. Selama ini, Indonesia masih bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan bahan tersebut. Dengan kapasitas produksi mencapai 300.000 metrik ton per tahun dan pemanfaatan 170.000 ton COâ‚‚ sebagai bahan baku, pabrik ini diharapkan menjadi pionir industri ramah lingkungan di Indonesia.
“Ini merupakan langkah nyata menuju kemandirian industri nasional dan penguatan ekonomi Kalimantan Timur. Pabrik ini dirancang dengan prinsip ekonomi sirkular yang ramah lingkungan contoh konkret bahwa industri bisa tumbuh tanpa merusak alam,” tutupnya. (yud)