KALTIMVOICE.ID, SAMARINDA – Lonjakan permintaan dan kelangkaan gas elpiji 3 kilogram di sejumlah wilayah Kalimantan Timur mulai memunculkan keresahan di masyarakat. Melihat kondisi itu, Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud mendesak PT Pertamina Patra Niaga agar segera bertindak cepat menormalkan distribusi gas bersubsidi.
Rudy menilai, kondisi ini ironis. Kaltim sebagai salah satu daerah penghasil energi nasional tidak sepatutnya mengalami krisis pasokan gas yang menjadi kebutuhan pokok rumah tangga dan pelaku usaha kecil. Menurutnya, keterlambatan penyaluran harus segera dibenahi agar masyarakat tidak terus dirugikan.
“Gas melon ini kebutuhan utama rumah tangga dan pelaku UMKM. Sekarang di beberapa wilayah seperti Samarinda dan Balikpapan sudah sulit didapat. Saya sudah berkoordinasi langsung dengan Pertamina supaya masyarakat, terutama ibu rumah tangga dan pelaku usaha kecil tidak kesulitan mendapatkan gas untuk kebutuhan sehari-hari,” ujar Rudy Mas’ud, Selasa (7/10/2025).
Situasi langkanya gas subsidi juga menyebabkan antrean di sejumlah pangkalan. Bahkan, di beberapa tempat harganya melonjak jauh di atas harga eceran tertinggi (HET). Pemerintah Provinsi Kaltim pun memantau kondisi tersebut dengan serius.
Rudy meminta pihak Pertamina menambah alokasi LPG 3 kilogram di daerah yang terdampak sekaligus memperketat pengawasan agar gas subsidi benar-benar diterima masyarakat yang berhak.
Ia menegaskan, Pemprov Kaltim akan turut mengawal proses distribusi untuk mencegah terjadinya penyimpangan di lapangan. “Pertamina harus pastikan distribusi lancar dan tepat sasaran. Pemerintah Provinsi akan terus bersinergi mengawal agar tidak terjadi penyimpangan di lapangan,” tegasnya.
Menanggapi hal itu, Executive GM PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Isfahani, memastikan pihaknya siap menindaklanjuti arahan pemerintah daerah dan menjamin ketersediaan energi di Bumi Etam. “Pertamina terus memastikan suplai energi aman dan program strategis berjalan untuk mendukung ketahanan energi di Kaltim,” tuturnya. (ns)