Resah Warga di Jalan Kakap, Getaran Akibat Proyek Terowongan Bikin Panik hingga Tembok Rumah Retak

img 20251016 wa0020
Warga melakukan protes kepada pihak proyek akibat getaran yang terasa hingga ke rumah mereka.(ns/kaltimvoice)

KALTIMVOICE.ID, SAMARINDA – Warga di kawasan Jalan Kakap, Kelurahan Sungai Dama, Kecamatan Samarinda Ilir, meminta kepastian keamanan dari pihak pelaksana proyek dan pemerintah daerah terkait aktivitas pembangunan terowongan yang berlangsung hingga malam hari.

Pasalnya, pekerjaan tersebut menimbulkan getaran kuat yang terasa hingga ke rumah-rumah warga dan menyebabkan sejumlah bangunan mengalami keretakan. Beberapa warga mengaku sudah beberapa malam merasakan getaran setiap kali alat berat bekerja.

Kondisi itu membuat mereka resah dan khawatir terhadap keselamatan penghuni rumah, terutama anak-anak yang sering terbangun karena guncangan mendadak di malam hari.

Herdi, salah satu warga terdampak, menuturkan bahwa getaran sudah terasa sejak beberapa hari terakhir dan semakin sering terjadi. Setiap kali aktivitas proyek dilakukan, lantai dan dinding rumah ikut bergetar hingga membuat penghuni panik.

“Kami di sini banyak keluarga dengan anak kecil. Saat malam hari, ketika anak-anak sudah tidur, tiba-tiba getarannya terasa kuat sekali sampai mereka terbangun,” ujar Herdi saat ditemui pada Rabu malam (15/10/2025).

Ia menambahkan, getaran tersebut kerap terjadi beberapa kali dalam satu malam. Bahkan, dirinya sempat memeriksa langsung ke lokasi proyek untuk memastikan sumber suara dan guncangan tersebut.

“Tadi malam itu sampai tiga kali terasa getarannya. Saya lihat ternyata mereka sedang mengangkat besi besar. Walaupun tidak jatuh dari ketinggian, tapi tetap saja getarannya terasa sampai ke rumah,” jelasnya.

Akibat getaran tersebut, beberapa bagian rumah Herdi mengalami kerusakan.

Retakan tampak pada dinding ruang tamu dan dapur, sementara lantainya mulai bergelombang seperti tanah di bawah rumah bergerak.

“Kerusakannya cukup jelas di bagian bawah, mulai ruang tamu sampai dapur. Tanah di bawah rumah seperti bergelombang, kami khawatir kalau hujan deras bisa terjadi longsor,” ungkapnya.

Herdi menjelaskan, rumahnya berjarak sekitar 15 meter dari lokasi pembangunan sehingga setiap aktivitas proyek, terutama pada malam hari, sangat mengganggu.

Ia mengaku telah beberapa kali menyampaikan keluhan kepada pihak proyek, namun belum mendapatkan tanggapan yang memuaskan. “Kami berharap ada perhatian dari pihak pelaksana dan pemerintah. Jangan sampai nanti ada korban atau kerusakan yang lebih parah sebelum ditangani,” pungkasnya.

Warga kini mendesak agar pihak terkait segera melakukan pemeriksaan terhadap kondisi tanah dan struktur bangunan di sekitar lokasi proyek. Mereka berharap pekerjaan pembangunan dapat dilakukan dengan lebih hati-hati agar tidak menimbulkan dampak yang membahayakan bagi masyarakat sekitar.(ns)

Share:

Facebook
Telegram
WhatsApp
X

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *