Pemprov Kaltim Siapkan Strategi Pemerataan Layanan Rumah Sakit, Atasi Penumpukan Pasien di RSUD AWS

img 20251030 wa0007
Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Jaya Mualimin. (ns/kaltimvoice)

KALTIMVOICE.ID, SAMARINDA — Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (Kaltim), Jaya Mualimin, menegaskan pentingnya pemerataan layanan kesehatan di seluruh rumah sakit milik Pemerintah Provinsi. Langkah ini diambil untuk mengurai kepadatan pasien yang terjadi di RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda.

Pernyataan itu disampaikannya usai mendampingi Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, dalam inspeksi mendadak ke empat rumah sakit daerah pada Rabu malam (29/10/2025). Sidak dilakukan di RSJD Atma Husada Mahakam, RS Mata Kaltim, RS Korpri, dan RSUD AWS.

Tujuannya, mengevaluasi langsung pelayanan instalasi gawat darurat (IGD) serta memastikan kesiapan fasilitas kesehatan di bawah naungan Pemprov Kaltim. Menurut Jaya, pelayanan di IGD RSUD AWS sudah mulai membaik meski masih tampak padat.

Ia menjelaskan bahwa sebelumnya telah melaporkan kondisi tersebut kepada Gubernur dan Wakil Gubernur agar segera dilakukan peninjauan lapangan secara menyeluruh. “Ada kemajuan untuk pelayanan di IGD. Memang sebelumnya masih crowded, dan saya sudah lapor ke Pak Gubernur dan Pak Wakil Gubernur. Alhamdulillah, Pak Wagub langsung turun meninjau,” ungkap Jaya.

Ia menilai, peninjauan tidak hanya perlu difokuskan pada RSUD AWS saja, melainkan juga ke rumah sakit lain agar evaluasi berjalan seimbang.

Dari hasil sidak, diketahui masih ada rumah sakit dengan kapasitas longgar dan bahkan IGD yang kosong. “Padahal kita punya empat rumah sakit lagi. Ternyata UGD-nya di sana kosong. Makanya nanti saya akan pimpin agar pembagian pelayanan bisa lebih merata,” ujarnya.

Jaya menilai sebagian besar pasien di RSUD AWS dapat ditangani di rumah sakit lain, khususnya yang memiliki keluhan ringan seperti maag atau influenza. Dengan begitu, RSUD AWS bisa lebih fokus menangani pasien dengan kondisi berat dan kompleks.

Menurutnya, banyak kasus ringan seharusnya tidak perlu masuk ke rumah sakit rujukan utama. Cukup ditangani di fasilitas kesehatan lain dan bisa pulang dalam waktu singkat. Ia meyakini, jika sistem pembagian pasien antar rumah sakit berjalan baik, maka pelayanan di IGD akan jauh lebih tertib. Selain itu, Jaya juga menyoroti kondisi RS Korpri yang masih sepi pasien meski memiliki fasilitas cukup memadai.

Ia mengatakan, sarana alat kesehatan, tenaga medis, hingga ruang rawat inap di rumah sakit tersebut sudah tersedia dengan baik. Karena itu, ia mendorong agar koordinasi antar rumah sakit di bawah Pemprov diperkuat dan sistem manajemennya diintegrasikan.

“Di RS Korpri pasiennya cuma satu, padahal fasilitasnya lengkap dan ruangan masih kosong. Daripada kita pindahkan ke tempat lain yang butuh SOP baru, lebih baik kita manfaatkan dulu rumah sakit yang sudah siap,” jelasnya.

Ke depan, Dinas Kesehatan akan menyiapkan langkah teknis untuk menambah kapasitas tempat tidur dan mengoptimalkan ruangan baru yang sudah memiliki fasilitas medis seperti outlet oksigen dan gas medik.

Jaya berharap, upaya tersebut dapat segera mempercepat pemerataan pelayanan di seluruh rumah sakit daerah. “Di sana sudah tersedia outlet oksigen dan gas medik. Jadi kalau ada penambahan tempat tidur, tinggal dimasukkan saja karena ruangannya masih kosong,” tutupnya. (ns)

Share:

Facebook
Telegram
WhatsApp
X

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *