KALTIMVOICE.ID, SAMARINDA – Muhammad Riko (18), pemuda asal Barong Tongkok, Kabupaten Kutai Barat, nyaris menyerah melanjutkan pendidikannya setelah hanya menamatkan SMP di sebuah pondok pesantren.
Ia sempat beranggapan usianya terlalu tua untuk duduk kembali di bangku SMA. Namun, Tuhan mendengar jeritan hatinya, Kesempatan baru hadir ketika ustadz tempatnya mengaji mendaftarkannya ke program unggulan pemerintah, Sekolah Rakyat.
Riko pun tiba di Samarinda pada Minggu (28/9/2025), diantar langsung oleh Dinas Sosial Kutai Barat bersama seorang siswa yang masuk jenjang sekolah dasar. “Rasanya menyenangkan karena saya bisa berkenalan dengan banyak teman baru,” ujarnya, Rabu (1/10/2025).
Meski sempat terkejut ketika diminta langsung bersekolah kembali, dukungan penuh dari kedua orang tua membuat Riko mantap menerima keputusan tersebut. Kini, ia mulai beradaptasi dengan kehidupan di asrama, meski beberapa kendala masih ia rasakan.
“Masih ada beberapa hal yang perlu dibenahi, misalnya air yang terbatas atau suasana tidur yang kadang berisik,” ucapnya.
Riko bertekad menjalani pendidikan di Sekolah Rakyat hingga tuntas. Ia berharap program yang digagas Presiden Prabowo Subiato ini terus berkembang agar lebih banyak anak dari keluarga tidak mampu mendapat kesempatan serupa.
“Harapan saya, Sekolah Rakyat dapat semakin maju dan memberi manfaat bagi lebih banyak anak di masa mendatang,” katanya.
Saat ini, Sekolah Rakyat Terintegrasi 58 di SMAN 16 Samarinda menampung 46 siswa SD dan SMA dari berbagai daerah di Kalimantan Timur. Para peserta didik dipilih melalui Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), dengan proses perekrutan melibatkan SDM PKH, TKSK, PSM, hingga Tagana. Program ini menjadi jalan bagi remaja seperti Riko untuk kembali meraih mimpi yang sempat terhenti. (ns)