KALTIMVOICE.ID, SAMARINDA – Di tengah kesibukannya sebagai Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Seno Aji ternyata memiliki cara unik untuk mengenang masa kecil dan menjaga keseimbangan hidupnya. Di garasi rumah jabatannya, terparkir satu motor antik yang memiliki arti mendalam bagi dirinya. Sebuah Vespa Super yang bukan lagi sekadar kendaraan, melainkan simbol perjalanan hidup dan nostalgia masa lalu.
Seno Aji bercerita, sejak kecil dirinya sudah akrab dengan suara khas mesin dua tak Vespa. Setiap pagi, ayahnya rutin mengantar ke sekolah menggunakan motor berwarna putih yang kini menjadi bagian penting dari kenangannya.
“Saya masih ingat betul, dulu waktu SD sering diantar pakai Vespa. Bau asapnya khas, suaranya juga beda. Dari situ saya mulai suka dengan motor itu,” kenang Seno dengan senyum mengembang.
Kenangan itu berlanjut hingga dewasa. Meskipun kini sudah menjabat sebagai orang nomor dua di Provinsi Kaltim, kecintaannya terhadap motor klasik tak pernah pudar. Di sela jadwal yang padat, ia kerap menyempatkan diri menatap Vespa kesayangannya di rumah jabatan.
“Setiap kali pulang ke rumah dan lihat Vespa Super ini, rasanya seperti diingatkan lagi pada masa kecil. Ada semangat sederhana tapi penuh makna,” ujarnya.
Baginya, Vespa bukan hanya alat transportasi, tapi juga pengingat nilai-nilai hidup: ketulusan, kerja keras, dan kesetiaan terhadap hal-hal yang bermakna. “Vespa itu mengajarkan kesabaran. Kalau mogok, kita harus sabar memperbaiki, nggak bisa marah. Sama seperti hidup dan pekerjaan,” kata Seno.
Vespa Super miliknya kini menjadi koleksi pribadi yang dirawat dengan penuh perhatian. Setiap akhir pekan, ia kerap memeriksa mesin dan memastikan semuanya dalam kondisi baik. Tak jarang, motor itu menjadi bahan obrolan hangat bersama tamu-tamu yang datang ke rumah jabatan.
Kisah kedekatan Seno Aji dengan Vespa bukan hanya nostalgia, tapi juga gambaran sisi lain seorang pejabat yang tetap menjaga akar dan kenangan masa lalunya. Di tengah hiruk-pikuk politik dan birokrasi, sebuah Vespa di pojok garasi menjadi saksi bisu perjalanan hidupnya dari bocah sekolah yang diantar ayahnya, hingga kini menjadi pemimpin di Kaltim. (yud)