Samarinda Bangun Perubahan dari Rumah ke Rumah Lewat GENTING

img 20251013 wa0016
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB). (ns/kaltimvoice)

KALTIMVOICE.ID, SAMARINDA — Di tengah gang-gang padat pemukiman di Kota Samarinda, pemerintah kota kini menyalakan semangat baru dalam upaya memerangi stunting. Gerakan yang diberi nama GENTING (Gerakan Cegah Stunting) tidak lagi sekadar slogan atau agenda tahunan, tetapi menjelma menjadi gerakan sosial yang menyentuh langsung kehidupan keluarga kecil di pelosok kota.

Wakil Wali Kota Samarinda Saefuddin Zuhri memilih untuk menanggalkan formalitas. Ia datang bukan sebagai pejabat, tapi sebagai wakil masyarakat dengan berjalan kaki menelusuri lorong sempit menuju rumah-rumah warga penerima manfaat.

Dua keluarga di dua rukun tetangga berbeda menjadi tujuan kunjungan hari itu, masing-masing menerima paket pangan bergizi yang sudah diverifikasi oleh tim pendamping keluarga (TPK). Kunjungan sederhana itu memunculkan harapan. Di tengah keterbatasan, keluarga penerima bantuan kini mulai percaya bahwa upaya mengubah masa depan anak-anak mereka tidak lagi sekadar wacana.

Kegiatan lapangan itu turut didampingi oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Samarinda. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB), Deasy Evriyani, menegaskan bahwa GENTING tidak boleh berhenti pada satu kali kegiatan. Menurutnya, esensi dari program ini justru terletak pada pendampingan berkelanjutan dan sinergi lintas sektor.

“Program ini tidak berhenti hari ini saja, tapi akan terus berkelanjutan di seluruh kecamatan,” ujarnya, Senin (13/10/2025).

Deasy menyebut, masih ada lebih dari 500 keluarga berisiko stunting di Samarinda yang memerlukan perhatian serius. Karena itu, pihaknya mengajak semua unsur, mulai dari masyarakat, dunia usaha, hingga lembaga pemerintah lainnya, untuk ikut ambil bagian.

“Kami bersyukur karena banyak instansi seperti PLN dan LAN yang ikut berpartisipasi. Ke depan, kami akan terus mengajak lebih banyak pihak agar intervensinya bisa menjangkau lebih luas,” tambahnya.

Menurutnya, keberhasilan program tidak hanya diukur dari jumlah bantuan yang tersalurkan, tapi dari seberapa luas sentuhan pemerintah bisa dirasakan oleh mereka yang paling membutuhkan. Ia bahkan menekankan agar wilayah-wilayah dengan akses sulit menjadi prioritas.

“Daerah yang sulit dijangkau justru harus lebih diperhatikan, agar masyarakat di sana merasakan kehadiran pemerintah,” ujarnya.

Selain persoalan gizi, Deasy menggarisbawahi bahwa sanitasi juga memiliki peran penting dalam menentukan kondisi kesehatan keluarga. Karena itu, DPPKB akan memperkuat kerja sama dengan PDAM Samarinda untuk menindaklanjuti kebutuhan fasilitas sanitasi di wilayah yang masih kekurangan.“Sanitasi yang buruk juga bisa jadi penyebab stunting, makanya ini perlu diperhatikan,” katanya.

Lebih jauh, ia mendorong masyarakat agar tidak absen datang ke posyandu setiap bulan. Posyandu, kata Deasy, merupakan ruang kecil dengan dampak besar, tempat di mana tumbuh kembang anak bisa dipantau dan pola hidup sehat bisa terus digerakkan. “Cukup datang ke posyandu tiap bulan, karena di sana bisa sekaligus memeriksa tumbuh kembang anak dan kondisi kesehatan keluarga,” tuturnya.

GENTING bukan hanya program, tapi cermin dari kesadaran kolektif bahwa stunting bukan urusan satu instansi, melainkan tanggung jawab bersama seluruh warga Samarinda. “Keluarga yang sehat dan sadar gizi akan menciptakan generasi yang lebih kuat,” tutup Deasy. (ns)

Share:

Facebook
Telegram
WhatsApp
X

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *