KALTIMVOICE.ID, SAMARINDA – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda tengah mempersiapkan langkah besar untuk merenovasi Pasar Segiri, pasar tradisional terbesar di kota ini yang telah lama menjadi pusat perputaran ekonomi rakyat. Rencana renovasi tersebut akan berdampak langsung terhadap ribuan pedagang yang selama ini menggantungkan hidup di pasar tersebut.
Berdasarkan data terkini, jumlah pedagang yang masih eksis di Pasar Segiri mencapai sekitar 2.021 pedagang. seluruhnya akan direlokasi selama proyek berlangsung.
Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Samarinda, Marnabas Patiroy, menjelaskan bahwa Pemkot saat ini tengah menyusun konsep pembangunan ulang Pasar Segiri dengan desain dua lantai.
Anggaran yang diajukan untuk proyek ini sebelumnya mencapai Rp257 miliar, namun kemudian disesuaikan menjadi maksimal Rp200 miliar untuk efisiensi sekaligus menyesuaikan kebutuhan lapangan.
Rencana ini, kata Marnabas, merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam memperbaiki tata kelola pasar sekaligus meningkatkan kenyamanan bagi pedagang dan pembeli.
Menurutnya, jumlah pedagang yang masih beraktivitas menjadi salah satu pertimbangan utama dalam perencanaan desain pasar baru. Pasalnya, kapasitas kios dan lapak harus disesuaikan dengan kondisi eksisting agar seluruh pedagang yang tercatat bisa tertampung.
“Pedagang ini cukup banyak juga, hampir sama seperti di Pasar Pagi. Sekitar 2.021 pedagang rasanya yang masih aktif sekarang ini,” ujar Marnabas, Kamis (23/10/2025).
Sementara itu, proses pembangunan pasar tentu membutuhkan area kosong sehingga seluruh pedagang diwajibkan untuk direlokasi sementara. Pemkot pun kini tengah menyiapkan alternatif lokasi relokasi yang dianggap strategis dan cukup luas untuk menampung aktivitas ribuan pedagang tersebut.
Salah satu opsi yang kini dikaji serius adalah lahan eks Bandara Temindung, yang diharapkan bisa menjadi tempat sementara sebelum Pasar Segiri baru rampung dibangun.
Namun demikian, Marnabas mengakui bahwa rencana pemanfaatan lahan tersebut belum bersifat final. Pemerintah kota masih harus berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur selaku pemilik aset lahan eks bandara tersebut.
Jika disetujui, lahan itu akan dipinjam pakai selama sekitar satu tahun hingga proses renovasi selesai. “Kami ini sedang secara paralel mencari tempatnya. Mudah-mudahan nanti Pak Gubernur bisa meminjamkan lahan eks Bandara Temindung, biar bisa digunakan sementara,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Marnabas menambahkan bahwa karakter pedagang di Pasar Segiri berbeda dengan Pasar Pagi yang lebih banyak menjual pakaian dan kebutuhan sandang. Pedagang di Segiri sebagian besar merupakan pedagang grosir bahan pokok seperti cabai, sayur, bawang, dan kebutuhan dapur lainnya, sehingga membutuhkan lokasi relokasi yang mudah diakses kendaraan dan memiliki ruang bongkar muat yang memadai.
Oleh karena itu, pemilihan tempat relokasi menjadi faktor krusial agar kegiatan jual beli tetap berjalan lancar tanpa mengganggu perekonomian warga. Pemkot berupaya agar masa relokasi ini tidak terlalu lama dan tidak mematikan aktivitas perdagangan.
Selama proses renovasi, pemerintah akan berusaha menciptakan kondisi yang aman dan tertib bagi pedagang, sekaligus menjaga daya tarik pembeli agar tetap datang ke lokasi sementara. Marnabas pun berharap dukungan dari semua pihak agar rencana besar ini bisa berjalan lancar.
“Mudah-mudahan Pak Gubernur bisa meminjamkan lahan eks Bandara Temindung untuk digunakan sementara selama pembangunan Pasar Segiri,” tutupnya. (ns)