DLH Samarinda Akan Tindaklanjuti Keluhan Soal Pencemaran Limbah di Sempaja Utara

whatsapp image 2025 10 08 at 17.35.06 b68fb563
Pengawas Lingkungan Hidup DLH Samarinda, Lilly Yurlianty (yud/kaltimvoice.id)

KALTIMVOICE.ID, SAMARINDA – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Samarinda tengah menindaklanjuti aduan warga Kelurahan Sempaja Utara, Kecamatan Samarinda Utara, terkait pencemaran sumber air di kawasan Jl. Batu Besaung RT 37. Selama enam bulan terakhir, masyarakat RT 35 di wilayah tersebut mengeluhkan limbah dan sampah yang dibuang sembarangan hingga mencemari sumber pengairan untuk kegiatan bertani, perikanan, dan kebutuhan sehari-hari.

Pengawas Lingkungan Hidup DLH Samarinda Lilly Yurlianty mengungkapkan pengaduan warga melalui pihak kelurahan telah diterima instansinya pada 3 Oktober 2025. “Suratnya sampai ke meja saya baru tanggal 3 kemarin,” ujarnya, Rabu (8/10/2025).

Lilly yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Pengelolaan Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa Lingkungan memastikan, aduan tersebut akan ditangani sesuai standar operasional prosedur dan aturan yang berlaku dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup.

Menurutnya, pihak DLH telah melakukan langkah awal dengan menggelar rapat internal membahas hasil tinjauan lapangan yang sebelumnya dilakukan Zainal Abidin, Pejabat Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan DLH Samarinda.

“Beliau ke sana sudah turun jadi kami tidak melakukan lagi verifikasi lapangan karena sudah ada tim DLH yang turun,” jelasnya.

Pada rapat tersebut, DLH turut melibatkan bidang Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan serta Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3. Lilly menambahkan, tindak lanjut akan dilakukan melalui rapat lanjutan bersama Tim Yustisi Pemkot Samarinda, terdiri dari sejumlah OPD termasuk Satpol PP.

“Tim Yustisi punya kewenangan menutup lokasi pembuangan yang mencemari sumber air. Mereka bisa pasang semacam yellow line atau police line supaya tidak ada lagi aktivitas pembuangan. Itu langkah terdekat yang akan kami lakukan,” paparnya.

Arbani, salah satu warga pemilik lahan terdampak, berharap langkah tegas segera diambil. Ia mengaku hasil panen menurun drastis akibat air yang tercemar. “Biasanya lumayan kami dapat, tapi setelah sumber air tercemar, hasil panen jauh menurun karena airnya bikin tanaman mati kalau dipakai nyiram,” tuturnya.

Ia juga menyebut dampak pencemaran turut dirasakan warga lain yang menggunakan sumber air tersebut. “Ada yang tanamannya mati, ada yang kolam ikannya tercemar, bahkan ada yang kena penyakit kulit gara-gara pakai air yang tercemar ini,” pungkas Arbani. (yud)

Share:

Facebook
Telegram
WhatsApp
X

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *