KALTIMVOICE.ID, SAMARINDA – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda terus berupaya mencari solusi untuk mengurai kemacetan di kawasan perkotaan.Salah satu langkah nyata yang akan segera diterapkan adalah pelaksanaan simulasi layanan bus sekolah gratis bagi pelajar.
Program yang diinisiasi oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Samarinda ini diharapkan menjadi langkah awal dalam membenahi sistem transportasi publik di Kota Tepian. Kepala Dishub Samarinda, Hotmarulitua Manalu, menjelaskan bahwa simulasi layanan tersebut dijadwalkan berlangsung pada Oktober hingga November 2025.
Menurutnya, kegiatan ini bukan hanya sekadar uji coba fasilitas baru, tetapi juga bentuk komitmen pemerintah dalam menghadirkan moda transportasi yang aman, efisien, dan ramah bagi pelajar. “Simulasi ini akan difokuskan pada jalur-jalur utama di pusat kota. Tujuannya untuk mengurangi kemacetan sekaligus menyediakan sarana transportasi yang layak dan nyaman bagi pelajar,” ujar Manalu, Kamis (9/10/2025).
Pada tahap awal, Dishub akan menyiapkan delapan unit bus yang melayani beberapa rute tertentu selama masa uji coba. Operasional bus akan dilakukan dalam dua sesi, yakni pagi dan sore hari, dengan total waktu pelayanan sekitar lima jam per hari.
“Setiap sesi dijadwalkan berlangsung kurang lebih dua setengah jam. Masa simulasi akan berjalan selama tiga bulan untuk melihat sejauh mana efektivitas dan respons masyarakat terhadap layanan ini,” jelasnya.
Bus yang digunakan dalam program tersebut akan disewa menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Meski demikian, besaran anggaran yang dialokasikan masih dalam tahap pembahasan bersama pihak terkait.
Manalu menuturkan, kehadiran layanan bus pelajar gratis ini diharapkan dapat mengubah kebiasaan mobilitas pelajar yang selama ini cenderung mengandalkan kendaraan pribadi.Dengan begitu, lalu lintas di ruas jalan utama bisa lebih tertib dan lancar.
“Melalui penyediaan transportasi khusus pelajar, kami berharap jumlah kendaraan pribadi yang digunakan ke sekolah dapat berkurang sehingga kemacetan di pusat kota ikut terurai,” ujarnya.
Selain untuk menekan kepadatan lalu lintas, program simulasi ini juga memiliki tujuan edukatif. Pemerintah ingin menanamkan kebiasaan menggunakan transportasi umum sejak dini, sekaligus menekan risiko kecelakaan lalu lintas di kalangan pelajar akibat penggunaan sepeda motor pribadi.
Apabila simulasi berjalan dengan baik, Dishub berencana memperluas layanan ke wilayah sekolah lain di luar kawasan pusat kota.(ns)