Kaltim Perkuat Komitmen Energi Terbarukan, Hilirisasi Butuh Dukungan Energi Ramah Lingkungan

img 20251014 wa0004
Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim, Sri Wahyuni (yud/kaltimvoice.id)

KALTIMVOICE.ID, SAMARINDA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) menegaskan komitmen dalam pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) guna mendukung pertumbuhan industri dan investasi berkelanjutan di daerah.

Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim, Sri Wahyuni, saat menjadi pembicara dalam kegiatan Indonesia Sustainable Energy Week Goes Regional (ISEWGR) in Partnership with the International Forum for Coal Regions in Transition yang digelar di Hotel Mercure Samarinda, Selasa (14/10/2025).

Dalam paparannya, Sri Wahyuni menekankan, transisi menuju energi terbarukan merupakan langkah strategis dalam mendukung investasi di berbagai sektor, termasuk industri pengolahan dan hilirisasi.

“Energi terbarukan juga untuk support industri. Kalau industrinya datang dan di-support dengan energi listrik terbarukan, itu luar biasa. Ini yang diharapkan Pak Deputi tadi,” ujarnya.

Ia menambahkan, Kaltim sebelumnya juga telah menarik minat banyak investor melalui ajang Kaltim Investment Forum yang menghasilkan 12 letter of intent dari total 83 pertemuan bisnis. Beberapa sektor yang diminati antara lain hilirisasi hasil tambang dan pengelolaan limbah (waste management).

Ia menegaskan, komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan sudah menjadi bagian dari visi-misi Gubernur Kaltim. “Kami berterima kasih kepada Bappenas dan GIZ yang telah memilih Kaltim sebagai tuan rumah sekaligus lokus kegiatan ini. Apalagi Kaltim kini menjadi super hub ekonomi Nusantara dengan hadirnya Ibu Kota Nusantara (IKN),” ungkapnya.

Ia menjelaskan, arah kebijakan Kaltim ramah lingkungan sudah dimulai sejak era Kaltim Hijau di masa Gubernur Awang Faroek Ishak. Program tersebut kemudian diperkuat melalui pembentukan Dewan Daerah Perubahan Iklim (DDPI) dan kerja sama dengan berbagai lembaga internasional, termasuk Bank Dunia dalam skema Carbon Fund (FCPF).

“Kita sadar sumber daya alam Kaltim tidak terbarukan, maka kita berupaya menjaga keseimbangan lingkungan melalui energi baru terbarukan,” jelasnya.

Dirinya berharap forum energi berkelanjutan ini dapat menghasilkan rekomendasi konkret dan rencana aksi bagi daerah. Menurutnya, sinergi antar-stakeholder menjadi kunci keberhasilan, mulai dari pemerintah, kampus, peneliti, mitra pembangunan, hingga perusahaan daerah (Perusda).

“Perusda kelistrikan Kaltim sudah bekerja sama dengan investor dari Brunei untuk penyediaan sumber energi listrik berbasis gas. Ke depan, diharapkan perusahaan-perusahaan di Kaltim juga mulai beralih secara bertahap ke energi terbarukan,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Sri Wahyuni juga menyinggung pentingnya hilirisasi industri untuk memperkuat ekonomi daerah. “Hilirisasi ini penting karena bisa menyerap tenaga kerja, menumbuhkan ekonomi, dan meningkatkan konsumsi. Tapi, industri hilirisasi juga memerlukan energi, dan itu harus didukung oleh sumber energi terbarukan,” tegasnya.

Pemprov Kaltim akan terus mendorong pemanfaatan potensi energi baru seperti biomassa dari cangkang sawit, gas, tenaga hidro, hingga angin. “Transisi ini tentu butuh waktu, tapi pergeserannya sudah mulai berjalan,” tutupnya. (yud)

Share:

Facebook
Telegram
WhatsApp
X

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *